Kamis, 23 Desember 2010

Benarkah Sedna Planet ke Sepuluh ?

Para astronom yang terdiri dari Mike Brown (Caltech), Chad Trujillo (observatorium Gemini) dan David Rabinowitz (Universitas Yale) dengan menggunakan teleskop Samuel Oschin di observatorium Palomar, San Diego, telah berhasil menemukan planet kesepuluh yang diberi nama 2003 VB12 atau yang dikenal dengan nama Sedna. Temuan mereka terjadi pada tanggal 14 November 2003. 

Penamaan Sedna mengambil nama Dewi Samudra bangsa Inuit. Tetapi sampai sekarang ini, beberapa astronom masih memperdebatkan apakah Sedna merupakan suatu planet ataukah sebagai suatu asteroid atau komet dengan mempertimbangkan ukuran dan orbitnya. Kejadian sama terjadi ketika pertama kali ditemukan Planet Pluto. Dahulu para astronom memperdebatkannya. Bahkan hingga kini masih ada menganggap Pluto bukan planet tapi asteroid, meski ada pula yang berpendapat Pluto sebagai planet kesembilan. 

Begitu pula dengan "nasib" planet Sedna. Beberapa astronom menganggap, Sedna adalah planet yang kesepuluh, di pihak lain ada yang berpendapat Sedna bukan suatu planet, tetapi planetoid. Perdebatan itu berlangsung sampai sekarang. Kita tunggu saja informasi selanjutnya mengenai Sedna, sehingga tidak menjadi konflik yang berkepanjangan antara para astronom seperti yang dialami ketika pertama kali Pluto ditemukan. 

Dengan menggunakan teleskop ruang angkasa Spitzer Space Telescope, diketahui Sedna berada di awan Oort. Tepatnya berjarak tiga kali jarak Pluto ke matahari, yaitu sekira 17 miliar km (90 AU). Karena jaraknya yang jauh dari Matahari, permukaan Sedna memiliki temperatur minus 400 derajat Fahrenheit (-240 derajat Celsius). Diameter Sedna hampir sama dengan diameter Pluto dan kemungkinan menurut astronom bisa lebih besar yaitu sekira 1.180 - 2.360 km (730 - 1.470 mil).
Untuk dapat melihat Sedna diperlukan teropong dengan diameter dan panjang fokus yang besar serta dengan CCD yang beresolusi tinggi. Sayangnya Indonesia tidak dapat melihat Sedna karena keterbatasan alat yang dimiliki. Posisi Sedna berada di arah Selatan-Barat (Barat Daya), di dekat Planet Mars dan Venus dengan magnitudo 20,5 dengan menggunakan filter R, seperti yang ditunjukkan pada gambar.




Meski ada perbedaan anggapan terhadap Sedna, para astronom berpendapat sama, Sedna merupakan anggota tata surya kita. Hal ini dapat ditunjukkan dari orbitnya yang mengelilingi Matahari. Selain itu, jaraknya yang relatif dekat dengan Matahari dibanding dengan jarak bintang terdekat yaitu Alpha Century sekira 4,4 tahun cahaya (41,6 triliun km). Tetapi apakah Sedna merupakan planet, ini masih diperdebatkan sampai sekarang ini. 

Ada sekelompok astronom mendefinisikan planet sebagai benda langit yang bergerak mengelilingi matahari. Kalau mengacu definisi tersebut berarti planet yang dikenal sekarang ini bukan sembilan planet saja, tapi lebih dari ratusan planet. Ada juga yang berpendapat, benda langit dikatakan sebagai planet kalau massa benda tersebut lebih massive (padat) dibanding dengan dengan massa total benda-benda langit di sekitarnya dalam orbit yang sama. Contohnya bulan atau satelit yang memiliki orbit yang sama dengan orbit bumi mengelilingi Matahari. Karena Bumi lebih massive dibandingkan Bulan, maka bulan bukanlah suatu planet.
Begitu pula dengan Pluto yang berada di daerah Kuiper Belt. Massa Pluto dibandingkan dengan massa total benda-benda langit di daerah tersebut lebih kecil, sehingga Pluto bukan disebut planet. Kalau kita mengacu dengan definisi ini berarti hanya ada delapan planet yang telah ditemukan sampai sekarang. 

Ketidakseragaman pendapat para astronom mengenai definisi dari planet menimbulkan perdebatan, apakah Sedna termasuk ke dalam planet atau bukan? Saran penulis, tetapkan secara universal mengenai definisi planet, sehingga tidak terjadi perbedaan definisi di antara para astronom. 

Jika ditinjau dari komposisi kimia, Sedna terdiri dari es beku, metana beku, dan lain sebagainya. Komposisi ini sama halnya dengan komposisi yang dimiliki planet. Di sisi lain, Sedna tampak berwarna merah seperti planet Mars. Hal ini membingungkan astronom, apakah komposisi kimianya sama dengan Mars?
Sedna juga terdiri dari es beku, yang merupakan komposisi kimia yang dimiliki oleh komet. Tapi Sedna bukanlah komet, karena komet akan mengembuskan gas yang berpijar jika mendekati Matahari dan tampak dari Bumi seperti ekor. Sedna ternyata tidak demikian walaupun orbitnya hampir sama dengan komet. Lantas bagaimana dengan asteroid. Apakah Sedna adalah asteroid? Jelas bukan, karena periode orbit Sedna normal dan teratur dibandingkan dengan asteroid.
Jika bukan komet atau asteroid, berarti Sedna adalah planet? Namun jika menilik ukuran yang kecil, Sedna bukanlah planet. Demikian pula bila ditinjau dari orbitnya yang sangat lonjong dan tidak sama dengan orbit planet umumnya. Sementara bila ditinjau dari ukuran, komposisi kimia dan orbit dari Sedna, maka Sedna cenderung memiliki sifat ke arah yang sama dengan komet. Mungkin karena jarak perihelion-nya yang sangat jauh (76 kali jarak Bumi-Matahari), maka Sedna tidak tampak berekornya. Tapi untuk menyimpulkan Sedna adalah komet perlu informasi lebih lanjut. Sedna merupakan suatu planet adalah kesimpulan yang terlalu dini. 


Kita tunggu saja informasi selanjutnya dari teleskop-teleskop ruang angkasa yang dikirim oleh negara-negara adidaya, sehingga membuka pandangan para astronom lebih jauh untuk menyimpulkan apakah Sedna adalah planet atau bukan.

Benjamin Franklin


Benjamin Franklin adalah pengarang, politikus, ilmuwan, diplomat dan penemu yang penemuannya membuka pengertian yang lebih dalam pada bidang kelistrikan. Dia menemukan penangkal petir, kacamata, odometer (pengukur jarak tempuh pada kendaraan) dan peralatan musik.

Franklin juga dikenal sebagai salah seorang Bapak Pendiri (Founding Father) dari negara Amerika Serikat. Benjamin Franklin dianggap sebagai orang yang berperanan penting dalam berdirinya negara Amerika Serikat, karena Benjamin adalah salah satu perancang dari deklarasi kemerdekaan Amerika dan ikut menandatangani deklarasi tersebut.

Benjamin Franklin lahir di Boston, Massachusetts, anak ke 15 dari 17 orang bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai pembuat sabun dan lilin. Dia belajar membaca dalam usia yang sangat muda dan bersekolah di sekolah biasa selama satu tahun dan belajar di bawah bimbingan guru pribadi selama satu tahun. Franklin hanya bersekolah selama dua tahun itu. Pada umur 12 tahun, Franklin bekerja di percetakan kakaknya. Ketika Ben (nama panggilan Benjamin) berumur 15 tahun, Ben mencetak koran "New England Courant", koran pertama yang yang independen dari kolonisasi Inggris.

Pada usia 17 tahun, Franklin pergi ke Philadelphia, Pennsylvania untuk mencari pengalaman baru di kota baru. Saat itu dia bekerja di sebuah toko yang menjual mesin cetak. Setelah beberapa bulan, gubernur Pennsylvania menganjurkan Benjamin agar membuka usaha percetakan surat kabar di Pennsylvania dan berjanji akan membantu usaha percetakan Benjamin. Gubernur menyarankan Benjamin untuk menuju ke London dan membeli perlengkapan mesin cetak yang dibutuhkan. Tetapi setelah Benjamin tiba di London, Benjamin sadar bahwa janji gubernur untuk membantunya hanya kosong belaka, surat pengantar dari gubernur tidak pernah dikirim ke London. Di London, Franklin dengan cepat bisa menemukan pekerjaan. Tahun 1726 Franklin merasa bosan tinggal di London, dan kebetulan saat itu seorang pedagang gandum menawarkan dia pekerjaan di Philadelphia dengan komisi yang besar. Untuk itu Ben memutuskan untuk pulang ke benua Amerika.
Pada tahun 1740, listrik adalah hal yang baru. Benjamin Franklin dan teman-temannya mulai menyelidiki fenomena listrik itu. Tahun 1750, Benjamin pertama kali yang menemukan prinsip dari aliran listrik dan juga memberi tanda positif dan negatif untuk listrik. Dia kemudian mempublikasikan percobaannya yang membuktikan bahwa petir sebenarnya juga adalah listrik, dengan menerbangkan sebuah layang-layang pada saat badai.

Dalam tulisannya, Benjamin Franklin menulis bahwa dia menyadari bahaya yang bisa ditimbulkan dari percobaannya dan menawarkan alternatif lain yang membuktikan bahwa petir adalah listrik, yang kemudian di tunjukkan dengan menggunakan konsep listrik ground. Tidak seperti yang digambarkan orang bahwa percobaan Benjamin dilakukan dengan cara menerbangkan layang-layang dan menunggu hingga layang-layang tersebut disambar petir. Benjamin menggunakan layang-layangnya hanya untuk mengumpulkan listrik dari awan badai.
Percobaan terhadap listrik yang dilakukan oleh Benjamin, mengarahkan dia ke penemuannya, yaitu penangkal petir. Dia menulis bahwa konduktor (penghantar listrik) dengan ujung yang tajam memiliki kemampuan untuk menarik muatan listrik dan memiliki jangkauan penarikan yang lebih jauh dibandingkan dengan konduktor dengan ujung yang tumpul. Dia menyimpulkan bahwa pengetahuan akan hal ini ini bisa digunakan untuk melindungi rumah dari bahaya tersambar petir, dengan memasang sebatang besi runcing seruncing jarum dan diberi lapisan anti karat, yang diarahkan ke langit, dan pada kaki besi, diikatkan dengan kabel yang menuju ke tanah. Penangkal petir ini akan menarik muatan listrik yang ada pada awan menuju ke tanah sehingga muatan yang ada pada awan tidak cukup untuk menimbulkan petir dan kilat.

Penemuan Benjamin seperti penangkal petir, kacamata, dan lainnya tidak pernah dipatenkan olehnya. Dalam biografinya, Benjamin menulis: " ..sama seperti saat kita menikmati keuntungan dari penemuan orang lain, kita seharusnya gembira karena mendapatkan kesempatan untuk memberikan pelayanan kepada orang lain dengan penemuan-penemuan kita; untuk ini, kita harus memberikannya dengan bebas dan sepenuh hati."

Untuk menghormati jasa Benjamin Franklin di bidang kelistrikan, namanya diabadikan sebagai satuan fisika franklin (Fr) atau statcoulomb (statC) atau electrostatic unit of charge (esu) . Fr adalah satuan muatan listrik dalam centimeter-gram-detik (cgs). Sistem SI seperti yang kita gunakan, memakai satuan Coulomb.